Jantung merupakan organ berupa otot, berbentuk kerucut, serta berongga, dengan basis diatas dan puncak dibawah. Beratnya kira - kira 300 gram.
Agar jantung dapat berfungsi sebagai pemompa darah dengan efisien, maka otot - otot jantung serta rongga atas dan rongga bawah jantung harus berkonstraksi secara bergantian.
Saat kita sedang santai, setiap menit dihasilkan denyutan jantung antara 60 hingga 72 kali. Denyutan ini dikendalikan oleh suatu bagian sistem saraf yang disebut sistem saraf otonom, yang bekerja diluar keinginan kita. Sistem listrik inilah yang menghasilkan kontraksi - kontraksi otot jantung ber irama yang disebut denyut jantung.
Jantung dalam menjalankan tugasnya membutuhkan aliran - aliran darah yang dicukupi oleh pembuluh darah yang disebut arteri koroner. Nah, apabila arteri koroner ini tersumbat, terjadilah penyakit jantung koroner atau yang dikenal sebagai Infark Miokard Akut (IMA)
Faktor Resiko Serangan Jantung
Ada sebagian orang yang mudah terkena serangan jantung, namun adapula yang lain tidak. Hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
- Memasuki usia 40 tahun bagi pria dan 55 tahun bagi wanita atau saat memasuki masa menopause.
- Adanya riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Bagi orang yang anggota keluarganya pernah mengalami serangan jantung, dia harus lebi waspada terhadap munculnya serangan jantung.
- Diabetes Mellitus. Kebanyakan penderita Diabetes Mellitus meninggal bukan karena meningkatnya kadar gula darah yang tinggi, namun kondisi komplikasi di jantung.
- Merokok. Bagi perokok, kemungkinan terkena serangan jantung tidak dipengaruhi lamanya merokok dan banyaknya batang rokok yang di hisap setiap hari. Akan tetapi, semua perokok mempunyai kesempatan yang sama untuk mengalami serangan jantung. Untuk penjelasan lebih lanjut klik disini
- Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi), Kegemukan (Obesitas), kurang berolahraga dan stress.
Itulah beberapa faktor resiko terjadinya serangan jantung. Lalu, mengapa hanya karena menonton sepakboola seseorang bisa terkena serangan jantung?
Biasanya penderita serangan jantung telah memiliki beberapa faktor resiko untuk terjadinya serangan jantung tersebut, sebagaimana disebutkan telah diatas ditambah lagi dengan ketegangan saat menonton sepak bola.
Dengan ketegangan yang sedemikian tinggi, selama 90 menit, ditambah kekecewaan lantaran tim favorit kalah, tentu akan meningkatkan kadar hormon adrenalin di dalam tubuh.
Produksi hormon adrenalin yang meningkat tentu akan mempersempit aliran darah koroner dan meningkatkan frekuensi denyutan jantung. Sebab, efek hormon adrenalin adalah menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan frekuensi denyut jantung. Akibatnya, terjadilah serangan jantung saat menontong sepak bola.
Pencetus Serangan Jantung
Ada beberapa faktor yang mencetuskan serangan jantung, seperti:
- Disritmia (gangguan irama jantung). Serangan jantung akut akan mudah terjadi bila didahului dengan fibrilasi (irama jantung tidak teratur), takikardi (irama jantung terlalu cepat), atau bradikardi (irama jantung terlalu pelan).
- Kegagalan fungsi pompa jantung yang berlangsung secara mendadak. Contohnya pada kasus penyakit jantung koroner. Dimana pembulu darah jantung (yang memberi suplai darah bagi otot jantung) tiba - tiba tersumbat oleh kumpulan lemak (kolesterol), menyempit atau terdapat gumpalan darah yang menempel didinding sebelah dalam pembuluh darah koroner.
- Penurunan curah jantung mendadak akibat hambatan mekanik. Misalnya pada kasus emboli paru terdapat sumbatan dipembuluh darah paru), tamponade jantung, dan penyempitan pembulu darah aorta (pembuluh darah utama yang baru keluar dari jantung dan mengalirkan darah keseluruh tubuh)
Gejala Serangan Jantung
Gejala - gejala serangan jantung isa sangat bervariasi, ada yang dimulai dengan rasa sakit yang tidak jelas, rasa tidak nyaman yang samar, atau rasa sesak dibagian tengah dada. Kadang - kadang, rasa tidak nyaman ini ringan sekali, sehingga sering sekali di salah artikan sebagai gangguan pencernaan (sakit maag) atau masuk angin.
Selain itu, ada juga penderita yang mengalami serangan jantung dengan gejala nyeri dada disertai rasa sesak yang luar biasa atau rasa terjepit (tertindih) di dada, yang menjalar ke tenggorokan atau perut.
Bahkan adapula yang sampai keluar keringat dingin, berdebar - debar, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pada pemeriksaaan fisik, sering pula ditemukan gejala muka pucat dan jantung berdebar - debar.
Ketika keluhan tersebut muncul, sebaiknya penderita segera menjalani pemeriksaan EKG (Elektrokardiografi) untuk merekam aliran listrik jantung.
Pemeriksaan EKG ini sebaiknya dilakukan secara berkala bagi penderita yang sering mengalami nyeri di dada. Karena pada sebagian penderita hasil rekam jantung tersebut dalam keadaan normal, padahal sudah ada serangan jantung.
Pemeriksaan Serangan Jantung
Disamping rekaman EKG, serangan jantung juga perlu diketahui dengan pemeriksaan laboratorium darah enzim jantung yang disebut CKMB. Biasanya hasil ini akan meningkat dua kali atau lebih dari kadar normal. Apabila hasil pemeriksaan EKG dalam batas normal, sementara nyeri dada sering muncul, apalagi ada salah satu faktor resiko serangan jantung, maka diperlukan pemeriksaan lanjutan berupa ekokardiografi dan treadmill.
Jika dengan pemeriksaan EKG dan Ekokardiografi belum juga diketahui apakah nyeri dada meupakan tanda serangan jantung, sebaiknya penderita menjalani kateterisasi. Apabila dengan kateterisasi ternyata hasilnya normal, maka harus dipikirkan kemungkinan penyebab nyeri dada berasal dari paru - paru, selaput pembungkus paru (pleuritis), atau nyeri otot dinding dada.
Pencegahan Serangan Jantung
Agar serangan jantung tidak muncul kembali, maka perlu disingkiran semua faktor resiko munculnya serangan jantung.
Penyandang diabetes mellitus mesti melakukan kontrol gula darah sebulan sekali, diet lebih ketat, rajin berolahraga, dan minum obat diabetes mellitus secara teratur
Begitu pula dengan penderita hipertensi. Mereka harus mengontrol tekanan darah paling tidak sebulan sekali. Bagi yang memiliki kadar kolesterol, trigliserid, dan asam urat tinggi, perlu upaya mengendalikannya agar kadarnya kembali normal. Sebab ketiga komponen tersebut merupakan penyumbang munculnya serangan jantung.
Bagi penderita yang memiliki kebiasaan merokok, sebaiknya berhenti merokok. Jangan coba mengurangi jumlah batang rokok yang diisap setiap harinya, karena akan lebih banyak gagalnya. Upaya yang dilakukan adalah berhenti merokok. Sebab, kalau sudah mencoba berhenti merokok, dalam waktu seminggu saja mulut akan terasa pahit jika mencoba untuk merokok lagi. Selain itu, perlu diisempatkan pula melakukan olahraga secara teratur dan terukur serta mentaati jadwal untuk evaluasi ulang kondisi jantung.
Membahas tentang penyakit jantung sangat perlu kita ketahui, jangan sampai penyakit ini menggerogoti kita dan melalui ulasan mas ini merupakan antisipasi untuk lebih mawas diri terhadap penyakit yang cukup mematikan ini.
BalasHapus